PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Buta huruf merupakan masalah yang
sangat serius karena jika seseorang buta huruf alias tidak berkemampuan untuk
membaca dan menulis akan kesulitan dalam keehidupan sehari – hari. UUD 1945
mengamanatkan kepada semua warga negara untuk memberantas buta huruf sesuai
dengan tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Juga terdapat pada BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN pasal
31 ayat 1 yang berbunyi Tiap – tiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Namun dalam kenyataannya masih
banyak warga negara yang buta huruf. Itu berarti bahwa pemerintah belum bisa
mencapai tujuan tersebut. Walaupun sudah dilakukan upaya – upaya untuk
memberdayakan buta huruf tetapi buta huruf masih banyak. Karena terdapat banyak
kendala – kendala yang dihadapi, misalnya mereka yang buta huruf itu tidak mau
belajar membaca, menulis, berhitung serta berkomunikasi. Walaupun sudah ada
kemauan tetapi teerhambat oleh kemiskinan. Setiap pemerintah daerah harus
menganggarkan 20% untuk pendidikan di APBDnya, dan pemerintah juga harus
membiayai pendidikan warganya alias menggratiskan biaya sekolah minimal sampai
jenjang SMP.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
permasalahan adalah sebagai berikut :
1.
Masih
banyaknya warga negara (masyarakat) yang buta huruf.
2.
Belum
tercapainya tujuan pemerintah untuk memberdayakan buta huruf.
3.
Banyaknya
kendala dalam pemberdayaan buta huruf.
C.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1.
Berapa
banyak masyarakat di indonesia yang masih buta huruf ?
2.
Bagaimana
cara memberdayakan masyarakat buta huruf ?
3.
Apa
saja kendala dalam pemberdayaan buta huruf ?
4.
Upaya
apa saja yang dilakukan pemerintah dalam memberdayakan buta huruf ?
D.
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Tabel penduduk buta huruf menurut kelompok umur tahun 2015
Provinsi
|
2015
|
||
Persentase Penduduk Buta Huruf (Persen)
|
|||
15+
|
15-44
|
45+
|
|
ACEH
|
2.37
|
0.27
|
7.73
|
SUMATERA UTARA
|
1.32
|
0.51
|
3.08
|
SUMATERA BARAT
|
1.44
|
0.32
|
3.52
|
RIAU
|
1.13
|
0.33
|
3.42
|
JAMBI
|
2.16
|
0.49
|
6.06
|
SUMATERA SELATAN
|
1.78
|
0.48
|
4.73
|
BENGKULU
|
2.37
|
0.48
|
6.77
|
LAMPUNG
|
3.33
|
0.34
|
9.52
|
KEP. BANGKA BELITUNG
|
2.37
|
0.87
|
5.86
|
KEP. RIAU
|
1.21
|
0.29
|
4.42
|
DKI JAKARTA
|
0.41
|
0.06
|
1.26
|
JAWA BARAT
|
1.99
|
0.29
|
5.45
|
JAWA TENGAH
|
6.88
|
0.50
|
16.10
|
DI YOGYAKARTA
|
5.50
|
0.19
|
12.80
|
JAWA TIMUR
|
8.53
|
1.24
|
19.24
|
BANTEN
|
2.63
|
0.33
|
8.69
|
BALI
|
7.23
|
0.61
|
18.31
|
NUSA TENGGARA BARAT
|
13.03
|
3.31
|
33.78
|
NUSA TENGGARA TIMUR
|
8.55
|
3.10
|
19.47
|
KALIMANTAN BARAT
|
7.68
|
2
|
20.78
|
KALIMANTAN TENGAH
|
1.12
|
0.30
|
3.32
|
KALIMANTAN SELATAN
|
1.79
|
0.19
|
5.40
|
KALIMANTAN TIMUR
|
1.31
|
0.13
|
4.34
|
KALIMANTAN UTARA
|
5.01
|
1.36
|
14.89
|
SULAWESI UTARA
|
0.37
|
0.17
|
0.71
|
SULAWESI TENGAH
|
2.66
|
0.91
|
6.42
|
SULAWESI SELATAN
|
8.71
|
2.22
|
21.34
|
SULAWESI TENGGARA
|
5.90
|
1.37
|
17.07
|
GORONTALO
|
1.76
|
0.61
|
4.35
|
SULAWESI BARAT
|
7.36
|
3.33
|
17.37
|
MALUKU
|
1.15
|
0.80
|
1.96
|
MALUKU UTARA
|
1.51
|
0.47
|
4.28
|
PAPUA BARAT
|
3.12
|
2.09
|
6.32
|
PAPUA
|
29.17
|
28.47
|
31.57
|
INDONESIA
|
4.78
|
1.10
|
11.89
|
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) persentase penduduk buta huruf
di indonesia menurut kelompok umur tahun 2015 yaitu pada umur 15+ mencapai 4,78
%, 15-44 mencapai 1,10 % dan 45+ mencapai 11,89 %.
Penyebab dari banyaknya persentase masyarakat buta huruf yaitu :
1.
Banyaknya
masyarakat yang tidak pernah bersekolah sama sekali atau putus sekolah.
2.
Kemiskinan.
3.
Jauh
dari layanan pendidikan.
4.
Orang
tua menganggap bahwa sekolah tidak penting.
Dari
persentase di atas kita dapat memberdayakan masyarakat buta huruf dengan
beberapa cara, di antaranya :
1.
Mengurangi
jumlah anak yang tidak bersekolah.
Pemerintah
harus berupaya untuk menekan anak usia sekolah yang tidak sekolah dan putus
sekolah yang diakibatkan oleh masalah kemisinan, maupun yang diakibatkan oleh
jauh dari layanan pendidikan.
2.
Membuat
cara yang baru agar peserta didik tidak bosan untuk belajar dan menjaga kemampuan
beraksara bagi masyarakat.
3.
Adanya
niat baik dan sungguh – sungguh dari pemerintah
4.
Pemerintah
pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah beserta ormas – ormas lain untuk
keberhasilan pelaksanaan program ini agar angka buta huruf di indonesia dapat
berkurang semaksimal mungkin.
5.
Pemerintah
dapat bekerjasama dengan dinas pendidikan dimana upaya pemberdayaan buta huruf
di laksanakan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan lingkungan
masyarakat.
6.
Pemerintah
mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan pemberantasan
buta huruf.
7.
Sosialisasi
program pendidikan keaksaraan kepada masyarakat luas.
8.
Adanya
kegiatan keaksaraan dalam pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
Sedangkan dalam proses pemberdayaaan masyarakat buta huruf terdapat
beberapa kendala yang dihadapai, antara lain :
1.
Keterbatasan
kemampuan masyarakat berbahasa indonesia sehingga proses pembelajaran
terhambat. Masyarakat biasanya tidak bisa menggunakan bahasa indonesia sehingga
terjadi kendala yang di hadapi oleh pengajar yang mengajar karena tidak
meenyambungnya bahasa yaang digunakan. Pengajar menggunakan bahasa indonesia
sedangkan masyarakat menggunakan bahasa daerah.
2.
Masyarakat
kurang aktif dan masih malu-malu untuk mengikuti pembelajaran.
3.
Masih
adanya anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Masih banyak ditemui anak usia
sekolah yang seharusnya sekolah tapi mereka malah berada di tempat-tempat yang
tidak layak, contohnya mereka mengamen dan mengemis di perempatan di kota-kota
besar.
4.
Banyaknya
yang putus sekolah setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena faktor
kemiskinan. Meskipun sudah ada Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) tapi sebagian
dari mereka tidak menikmati dana tersebut karena di slewengkan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
5.
Pengajar
yang kurang profesional. Pengajar seharusnya mempunyai cara-cara dalam proses
pembelajaran.
6.
Kemampuan
pemerintah yang terbatas dalam penyediaan dana pendidikan.
7.
Banyaknya
masyarakat buta huruf yang sudah terlalu tua, sehingga kemampuan menyerap ilmu
lebih lambat.
Upaya yang dilakukan dalam memberdayakan
masyarakat buta huruf ini antara lain :
1.
Rencana
Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional tahun 2005
2.
Menetapkan
3 pilar kebijakan pembangunan pendidikan agar setiap pengambilan keputusan dan
operator pendidikan di pusat maupun daerah memiliki komitmen bersama tentang
pemerataan dan perluasan akses yang diarahkan pada upaya memperluas daya
tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional pada tahun 2006.
3.
Program
ke aksaraan dalam PKBM.
E.
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Buta huruf adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan
menulis. Indonesia mempunyai banyak masyarakat yang masih buta huruf. Angka
buta huruf di indonesia masih tergolong tinggi mengingat masih banyaknya angka
putus sekolah serta masyarakat yang belum mampu membiayai sekolah. Pemerintah
sendiri mempunyai berbagai cara unttuk mengurangi angka buta huruf di
indonesia. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan melalui program sekolah gratis,
bekerjasama dengan dinas pendidikan, maupun ormas lain untuk memberikan diklat
khusus kepada penyandang buta huruf, mengurangi jumlah anak yang tidak sekolah,
dll.
Namun banyak sekali kendala yang dihadapi pemerintah untuk
memberdayakan buta huruf mulai dari masyarakat sampai anggaran biaya untuk
kegiatan tersebut.
F.
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Heru Hairudin. 2011. Buta Huruf.
http://herhaiper.blogspot.co.id/2011/06/buta-huruf.html. di akses pada tanggal 11 Oktober 2016.
Badan Pusat Statistik. 2015. Persentase Penduduk Buta Huruf
menurut kelompok umur.
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1056. di akses pada tanggal 11 oktober 2016.
Wilastinova, Reny Fatma. 2011. Upaya Pemberantasan Buta Aksara
di Indonesia.
https://renyfatma.wordpress.com/2011/04/13/upaya-pemberantasan-buta-aksara-di-indonesia/. Di akses tanggal 11 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar