MODUL 1
Hakikat Bahasa
KEGIATAN BELAJAR 1
Konsep Bahasa
A.
PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi mengidentifikasikan diri.
Perhatikan penjelasan
tentang uraian berikut ini !
1.
Bahasa
sebagai Sebuah Sistem
Bahasa
adalah sebuah sistem. Artinya, bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang
terkumpul secara tak beraturan melainkan sebaliknya. Bahasa adalah sejumlah
unsur yang beraturan. Unsur-unsur bahasa itu diatur. Bahasa terbentuk oleh
sebuah aturan atau kaidah atau pola yang teratur dan berulang, baik dalam tata
bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat. Apabila aturan atau kaidah ini
dilanggar maka komunikasi dapat terhambat.
2.
Bahasa
sebagai Lambang
Bahasa
merupakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Lambang merupakan tanda yang
dipergunakan oleh suatu kelompok sosial berdasarkan perjanjian dan untuk
memahami harus dipelajari.
3.
Bahasa
Itu adalah Bunyi
Bunyi
yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat digolongkan bahasa. Namun,
tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dapat disebut bahasa.
Batuk, bersin, misalnya bukanlah bahasa. Hanya bunyi berupa ujaran yang disebut bahasa.
4.
Bahasa
Itu Bermakna
Bahasa
adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujaran.
5.
Bahasa
Itu Konvensional
Konvensi
adalah kesepakatan atau perjanjian. Bahasa bersifat konvensional. Artinya,
penggunaan lambang bunyi untuk suatu konsep tertentu berdasarkan kesepakatan
antara masyarakat pemakai bahasa.
6.
Bahasa
Itu Produktif
Sebagai
sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas dapat dipakai secara tidak
terbatas oleh pemakainya.
7.
Bahasa
untuk Mengidentifikasikan Diri
Bahasa
merupakan ciri pembeda yang paling menonjol di antara ciri budaya.
B.
CIRI BAHASA MANUSIA
Bahasa manusia
memiliki 7 ciri :
a.
Bahasa
manusia memiliki sistem terpisah, namun saling terkait, baik pada tata bunyi,
tata bahasa maupun isyarat.
b.
Bahasa
manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru.
c.
Manusia
membedakan antara isi pesan yang di komunikasikan dan label yang mewakili isi
pesan.
d.
Dalam
komunikasi manusia, bahasa lisann dapat dipertukarkan dengan makna yang
didengar.
e.
Bahasa
bukan diturunkan, melainkan dipelajari.
f.
Sesuatu
yang diutarakan dapat merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang.
g.
Bahasa
manusia dipelajari anak-anak dari orang dewasa dari generasi ke generasi.
KEGIATAN BELAJAR 2
Fungsi Bahasa
A.
FUNGSI UMUM
Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial.
B.
FUNGSI KHUSUS
Jakobson
membagi fungsi bahasa atas 6 macam, yakni berikut ini.
a.
Fungsi emotif; bahasa digunakan
dalam mengungkapkan perasaan manusia.
b.
Fungsi konatif; bahasa digunakan
untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan berbuat sesuatu.
c.
Fungsi referensial; bahasa digunakan
sekelompok manusia untuk membicarakan suatu permasalahan dengan topik tertentu.
d.
Fungsi puitik; bahasa digunakan untuk
menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu.
e.
Fungsi fatik; bahasa digunakan
manusia untuk saling menyapa sekadar untuk mengadakan kontak.
f.
Fungsi metalingual; bahasa digunakan untuk
membicarakan masalah bahasa dengan bahasa tertentu.
C. Fungsi Bahasa Indonesia
1.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara. (Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36) berfungsi menjadi:
a.
bahasa resmi kenegaraan;
b.
bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan;
c.
alat perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintahan;
d.
alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional (Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928) berfungsi menjadi:
a.
lambang kebanggaan kebangsaan;
b.
lambang identitas nasional;
c.
alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa
masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia;
d.
alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
KEGIATAN BELAJAR 3
Masyarakat Bahasa
A.
Masyarakat
Bahasa
Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa
atau menganggap diri mereka memakai bahasa yang sama.
B.
Variasi Bahasa
Variasi
bahasa adalah keanekaragaman bahasa yang disebabkan faktor tertentu. Variasi
bahasa terwujud karena beberapa hal, yaitu faktor geografis, sosiologis,
fungsi, gaya atau cara berbahasa seseorang serta faktor kebakuan.
C.
Bahasa dan
Budaya
Pendapat
pertama, merupakan hipotesis Sapir-Whorf yang menyatakan bahwa bahasa
itu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat penggunanya.
Bahasa mempengaruhi cara bagaimana masyarakat menilai dunia sekelilingnya.
Segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan pengaruh dari sifat-sifat
bahasanya.
Pendapat
kedua, kebudayaan atau masyarakatlah yang mempengaruhi bahasa. Sebabnya
adalah banyak contoh yang menunjukkan
bahwa lingkungan dalam suatu masyarakat dicerminkan dalam bahasanya, terutama
dalam leksikonnya.
MODUL
2
Melafalkan
dan Menulis Lambang Bahasa yang Benar
KEGIATAN BELAJAR 1
Fonologi Bahasa Indonesia
A.
FONEM
Dalam setiap
bahasa orang mengelompokkan berbagai bunyi yang diucapkan kedalam satuan-satuan
fungsional terkecil yang disebut fonem. Didalam ilmu bahasa fonem itu ditulis
diantara dua garis miring I/..../, misal bunyi /a/, /i/, /u/, /e/, /o/.
B.
FONEM DALAM BAHASA INDONESIA
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu
menunjukan perbedaan makna. Proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan 3
faktor, yaitu :
1.
Alat
Ucap
Alat ucap
memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi ujaran, yaitu :
1)
Udara
yang keluar dari paru-paru melalui pita suara
2)
Articulator,
yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser waktu menghasilkan bunyi ujaran,
seperti ujung lidah, bibir atas dan bibir bawah.
3)
Titik
artikulasi, yaitu alat ucap yang menjadi
tujuan sentuh articulator, seperti gigi, lengkung kaki gigi, langit-langit.
4)
Pita
suara; alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis yang bergetar
pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru.
2.
Vokal
dan Konsonan
a.
Vokal
Vokal adalah
bunyi yang dihasilkan karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan.
Berdasarkan
proses menghasilkan vokal digolongkan atas beberapa tinjauan :
1.
Posisi
bibir
2.
Tinggi rendahnya lidah
3.
Maju
mundurnya lidah
b.
Konsonan
Bunyi konsonan
dihasilkan bila arus udara mendapat hambatan baik dirongga mulut maupun
dirongga hidung.
C.
LATIHAN PELAFALAN VOKAL
Ucapan atau
lafal yang jelas dalam berujar sangat penting karena lafal yang salah dapat
mengubah makna dan menghambat kelancaran komunikasi.
KEGIATAN BELAJAR 2
Lambang Tulisan Bunyi Bahasa
A.
SEJARAH AKSARA
Aksara
merupakan lambang dari ujaran. Tulisan merupakan media komunikasi yang harus dipahami
karena manfaatnya yang luas. Tulisan berawal di gua Altamira, Spanyol Utara.
Hal yang berkembang menjadi tulisan atau piktogram.
1.
Aksara
dalam Unsur Bahasa
Aksara
merupakan wujud ujaran atau wicara. Di antara berbagai aksara tidak satu pun
yang dapat menggambarkan unsur-unsur wicara secara sempurna.
2.
Pembelajaran
Aksara bagi Siswa Sekolah Dasar
Mengenal
aksara dikelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai aspek berbicara.
Pembelajaran membaca permulaan biasanya diikuti dengan menulis permulaan.
Aksara erat kaitannya dengan aspek membaca dan menulis.
3.
Ejaan
Bahasa-bahasa
yang mempunyai ejaan agak baru pada umumnya memiliki ejaan yang lebih teratur.
Perkembangan bahasa dapat terjadi pada setiap masa. Oleh karena sifatnya yang
selalu berkembang sesuai dengan arus kebutuhan komunikasi.
KEGIATAN BELAJAR 3
Morfologi Bahasa Indonesia
Wanca merupakan
satuan bahasa yang terkait atas beberapa unsure kebahasaannya.
Diantara unsur pendukung atau pengikatnya adalah morfem. Morfem
adalah kesatuan bentuk bahasa terkecil yang turut serta pembentukan kata dab
membedakan arti. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk kata dan proses
pembentukannya disebut morfologi.
Bentuk kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas berikut ini.
1.
Bentuk
dasar atau kata dasar.
2.
Kata
berimbuhan.
3.
Kata
ulang .
4.
Kata majemuk.
A.
KATA DASAR
Kata dasar
adalah morfem dasar, contoh: malam, ini, tidak, merah, angkat, dua. Kata dasar
dalam bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku kata, yaitu:
V : vokal
V-K : vokal-konsonan
K-V : konsonan-vokal
K-V-K : konsonan-vokal-konsonan
B.
KATA BERUMBUHAN
Kalimat didukung oleh kata dan kata didukung oleh morfem. Unsure
dasar dan imbuhan tergolong morfem. Unsur
dasar disebut morfem bebas dan unsure tambahan disebut morfem terkait.
Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Makna morfem bebas dapat dilihat di kamus (leksikon). Sebeb itu
morfem bebas memiliki makna leksikon. Jadi. Morfm bebas adalah morfem yang
mampu berdiri sendiri dalam ujuran karena telah memiliki makna tertentu.
Sendangkan unsur ini harus terikat pada unsur dasar agar memiliki makna dan
dapat dikomunikasikan. Unsur ini tergolong morfem terikat. Jadi, morfem terikat
adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam ujaran karena belum
memiliki makna tertentu.
Morfem terikat dalam bahasa Indonesia antara lain : awalan atau
prefik, yaitu:
1.
Makna
Awalan ber-
2.
Makna
Awalan me-
3.
Makna
Awalan ke-
4.
Makna
Awalan ter-
5.
Makna Awalan se-
6.
Makna Awalan pe-
7.
Makna
Imbuhan Gabung atau konfiks
Per-an
Pe-an
Ke-an
8.
Makna
akhiran -i dan –an
C.
KATA ULANG
Jenis kata
ulang
1.
Kata
ulang murni : anak-anak, lari-lari.
2.
Kata
ulang berubah bunyi : sayur-mayur, serba-serbi.
3.
Kata
ulang sebagian : tetumbuhan ; tetangga.
4.
Kata
ulang berimbuhan : berjam jam, menari-nari.
D.
KATA MAJEMUK
Kata majemuk
menurut sifat hubungannya antarunsur pembentukannya terdiri atas berikut ini.
1.
Kata
majemuk endosentri adalah kata majemuk yang erat berhubungan antarunsur
pembentuknya.
2.
Kata
majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang berhubungan antarunsur
pembentuknya renggang.
MODUL 3
Menggunakan Tata Bahasa yang
Benar
KEGIATAN BELAJAR 1
Sintaksin Bahasa Indonesia
A.
PENGERTIAN SINTAKSIS
Istilah
sintaksis itu sendiri berhasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang artinya
‘dengan’ dan tattein yang artinya ‘menempatkan’. Jadi yang dimaksud dengan
sintaksis yaitu menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata dan
kelompok-kelompok kata menjadi kalimat (Verhaar: 1976).
B.
STRUKTUR SINTAKSIS
Ada
empat struktur sintaksis, yaitu; subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
Keterangan (Ket). Dalam bahasa Indonesia alat sintaksis yang berupa urutan
kata, bentuk kata, intonasi, dan konjungsi sangatlah penting. Alat sintaksis
yang terakhir adalah konjungsi (konektor). Konjungsi berfungsi menghubungkan
kata dengan kata atau klausa dengan klausa pada kalimat.
C.
SATUAN-SATUAN SINTAKSIS
Ada empat satuan-satuan sintaksis, yaitu;
1.
Kata
Sebagai satuan
terkecil sintaksis, kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, penanda
kategori sintaksis, dan perangkai frase, kalusa, dan kalimat. Jenis kata ada
dua macam yaitu kata penuh (fulword) dan kata tugas (functionword).
2.
Frase
Frase merupakan
satuan sintaksis yang satu tingkat diatas kata.
Frase yaitu gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga
disebut sebagai kata yang mengisi selah satu fungsi sintaksis dalam kalimat
(chaer; 1994).
3.
Klausa
Kalusa adalah
satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang berkontruksi predikatif (Chaer:
1994). Atau satuan bentuk linguistic yang terdiri atas subjek dan predikat
(Ramlan: 1976).
4.
Kalimat
Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang untuh (Hasan Alwi: 1998). Jenis kalimat dapat dibedakan
berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat, jumlah pola kalimat, dan
kategori predikatnya.
a.
Berdasarkan
jumlah inti, terdapat 2 jenis kalimat, yakni.
1)
Kalimat
minor,
2)
Kalimat
mayor ( kalimat yang hanya mengandung satu unsure inti atau pusat).
b.
Berdasarkan
jumlah pola kalimat, terdapat jenis kalimat, yakni.
1)
Kalimat
tunggal (kalimat yang terdiri satu pola kalimat),
2)
Kalimat majemuk (kalimat yang terdiri dari dua
atau lebih pola kalimat).
c.
Berdasarkan
katagori predikatnya, terdapat 2 jenis kalimat, yakni.
1)
Kalimat
verbal (kalimat yang dibentuk klausa verba),
2)
Kalimat
nonverbal.
KEGIATAN BELAJAR 2
Wacana Bahasa Indonesia
A.
WACANA
Kamus Besar
Bahasa Indonesia makna wacana adalah
bahan bacaan, percakapan, atau tuturan. Kata wacaanan digunakan sebagai istilah
yang merupakan padanan dari istilah discourse.
Dalam bahasa Inggris. Menurut Harimurti Kridalaksana (1985: 184), wacana
adalah satuan bahasa lengkap bahasa tertinggi dan terbesar. Menurut Samsuri
(1988: 1) dalam sebuah wacana, terdapat konteks wancana, topik, kohesi dan
koherensi. Kohensi adalah adanya keterkaitan antarakalimat. Sendangkan
koherensi adalah adanya keterkaitan
ide-ide atau gagasan-gagasan kalimat.
Berikut
penjelasan mengenai jenis-jenis atau ragam wacana yang telah disebutkan tadi.
a.
Jenis
wacana dilihat berdasarkan jumlah peserta. Ada tiga jenis wacana berdasarkan
wacana jumlah peserta, yaitu
1)
Wacana
Monologi;
2)
Wacana
Dialog
3)
Wacana
Polilog
b.
Wacana
ditinjau dari tujuan berkomunikasi
Adapun wacana
berdasarkan tujuan berkomunikasi, diantaranya:
1)
Wacana
Argumentasi
Karagan
argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi
pembaca atau mendengar agar menerima pertanyaan yang dipertahankan, baik yang
didasarkan pada pertimbangan logis dan emosional (Rettenberg, 1988: 9).
Argumentasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha membuktikan suatu
kebenaran.
2)
Wacana Ekposisi
Karangan atau
wacana ekposisi bertujuan untuk menerapkan sesuatu hal kepada penerima
(pembaca) agar yang bersangkutkan memahaminya. Eksposisi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha mengeluarkan suatu objek sehingga memperluas pandangan
atau pengetahuan pembaca.
3)
Wacana
Persuasi
Wacana persuasi
adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melaksanakan
perbuatan sesuai yang diharapkan penuturnya. Persuasi sesungguhnya
merupakan penyimpangan dari argumentasi,
dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca.
4)
Wacana
Deskripsi
Wacana
deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu
hal sedemikian rupa sehingga objek itu, sepertinya dapat dilihat, dibayangkan
oleh pembaca, seakan-akan pembaca dapat melihat sendiri.
5)
Wacana
Narasi
Wacana narasi
merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Pada wacana narasi terdapat
unsur-unsur cerita yang penting, seperti waktu, pelaku, peristiwa. Adanya aspek
emosi yang dirasakan oleh pembaca atau penerima.
c.
Jenis
wacana dilihat dari bentuk saluran yang digunakan
Wacana tulisan
adalah rangkaian kalimat yang di transkip dari rekaman bahasa lisan. Adapun
wacana tulis teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam tulis.
B.
ALAT-ALAT PEMBENTUK WACANA
Alat-alat pembentukan wacana itu juga disebut elemen-elemen wacana
berikut contoh wacana.
Cara mudah melawan stress, antaralain:
1.
Kalau
pikiran sedang jenuh, cobalah berjalan-jalan ditaman.
2.
Tidur
merupakan tempat kesempatan terbaik bagi otak dan tubuh untuk beristirahat.
3.
Selain
itu hadapa stres dengan belajar dan belajar.
4.
Dari
pada mengeluh, lebih baik anda melihat segala sesuatu dari sisi positifnya.
C.
ANALISIS WACANA
Seperti dikatakan Stubbs (1983: 1), analisis wacana adalah suatu
kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara ilmiah,
baik dalam bentuk tulisan mupun lisan. Dalam
analisis wacana berlaku dua prinsip, yakni prinsip interpretasi lokal
dan prinsip analogi. Prinsip
interpretasi lokal adalah prinsip interpretasi berdasarkan konteks, baik
konteks linguistik atau konteks nonlinguistic. Sendangkan Prinsip analogi
adalah prinsip interpretasi suatu wacana berdasarkan pengalaman terpandu yang
sama atau yang sesuai.
D.
PENYUSUNAN WACANA SEDERHAN DENGANG MEMPERHATIKAN KAIDAH BAHASA
Dalam
menyusun sebuah wacana, perlu diperhatikan kohesi dan koheresinya, selanjutnya
perlu diperhatikan juga prinsip interpretasi lokal dan prinsip analogi.
MODUL 4
Menggunakan Kosa Kata yang Tepat
KEGIATAN BELAJAR 1
Semantik Bahasa Indonesia
A.
PENGERTIAN
Kata simantik berasal dari Bahasa Yunani sema yang berarti tanda
atau lambang(sign). Simantik merupakan bagian dari tiga tataran bahasa yang
meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik
(Djajasudarma, 1993). Dalam Kamus Bahasa Indonesia semantik berarti: (1) ilmu
tentang makna kata dan kalimat; pengetahuan mengenai seluk-beluk dan pergeseran
arti kata; (2) bagian strutkur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan
atau struktur makna suatu wicara. Orang tidak mungkin mengganti urutan bunyi
bagi konsep-konsep yang ada tanpa persetujuan dari anggota masyarakat pemakai
bahasa (Samsuri dalam Yudi Cahyono, 1995.
B.
RAGAM MAKNA
Leech (2003), menggunakan istilah tipe makna, membagi makna menjadi
tujuh tipe, yaitu makna konseptual, konotatif, stilistik, afektif, refleksi,
kolokatif, dan tematik. Djajasudarma (1999) mengutip dari beberapa ahli, antara
lain Bloomfield, Palmer, Verhaar, Kridalaksana, dan Ullman membagi makna
menjadi 12 jenis, yaitu makna sempit, luas, kognitif, konotatif dan emotatif,
refesnsial, konstruksi, leksikal dan gramatikal, idesional, proposisi, pusat,
piktorialm dan idiomatika.
1.
Makna
Leksikal dan Makna Gramatikal
Dalam semantik,
makna leksikal dibedakan dengan makna gramatikal. Makna gramatikal adalah makna
yang muncul karena proses gramatikal. Proses gramatika, meliputi
afikasi/pengimbuhan, reduplikasi/pengulangan, dan komposisi/pemajemukan.
2.
Makna
Denotatif dan Makna Konotatif
Sebuah kata
mempunyai makna denotatif apabila kata tersebut memiliki nilai rasa positif
atau menyenangkan. Sebaliknya. Sebuah kata akan mempunyai makna konotatif
apabila memiliki nilai rasa negatif atau tidak menyenangkan.
3.
Makna
Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna kata yang sesuai dengan referennya atau makna yang
bebas dari asosiasi apa pun. Makna koseptual sebelumnya sama dengan makna
denotative dan makna leksikal. Sendangkan makna asosiatif adalah makna sebuah
kata yang ada hubungannya dengan keadaan di luar kebahasaan. Makna asosiatif
sebenarnya sama dengan lambang-lambang yang digunakan oleh masyarakat.
4.
Makna
Kata Umum dan Makna Kata Khusus
Makna kata umum
adalah makna suatu kata yang besifat umum, maksudnya makna tersebut digunakan
secara umum. Makna kata bersifat umum baru jelas bila beraa dalam konteksnya.
Sendangkan makna kata khusus atau istilah adalah makna yang sifatnya khusus,
maksudnya hanya digunakan di kalangan ilmu tertentu. Makna khusus biasanya
disebut dengan istilah.
C.
RELASI MAKNA
Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara
sebuah kata, frase, klausa, atau kalimat dengan kata, frase, klausa atau
kalimat lainnya. Hubungan tersebut berbentuk:
1.
Sinonim
dan Antonim;
a.
Sinonim
merupakan ungkapan (dapat berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya kurang
lebih sama dengan makna ungkapan lain. (Verhaar dalam Muliastuti (2003: 2.2))
b.
Antonym
merupakan ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi juga berupa frase atau
kalimat) yang dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain. (Verhaar)
2.
Homonim,
Homofon, Homograf, dan Polisemi;
a.
Homonim
merupakan kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda makna.
b.
Homofon
adalah kata yang sama lafalnya, tetapi beda ejaan dan maknanya.
c.
Polisemi
adalah satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari
Satu.
3.
Hiponim
Kata hiponim
berasal dari bahasa yunani kuno onoma yangberarti ‘nama’ dan hypo yang berarti
‘dibawah’.
KEGIATAN BELAJAR 2
Perkamusan
A.
PENGERTIAN KAMUS
Kata kamus
dipinjam dari bahasa arab qamus, yang berasal dari bahasa yunani okeanos
yang berarti “lautan”. Seperti
halnya sifat lautan yang dalam dan luasnya tak terhingga, kamus merupakan wadah
untuk merekam kosa kata yang jumlahnya semakin tak terbatas.
B.
MANFAAT KAMUS
Seperti halnya
dalam pertandingan, kamus bertindak sebagai wasit, yang menentukan benar atau
tidaknya bentuk tulisan atau makna suatu kata.
C.
JENIS KAMUS
Kamus dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a.
Kamus
ekabahasa adalah kamus yang memuat suatu bahasa yang disusun secara alfabetis
dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya dalam bahasa yang sama.
b.
Kamus
dwibahasa adalah kamus yang memuat kata atau gabungan kata suatu bahasa yang
disusun secara alfabetis dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya dalam
bahasa lain, yang menjadi bahasa sasaran.
c.
Kamus
multibahasa adalah kamus yang memuat daftar kata dengan padanannya lebih dari
dua bahasa yang berbeda.
D.
MENGGUNAKAN KAMUS
Untuk memahami
cara menggunakan kamus terlebih dahulu perlu mengetahui susunan kamus. Kamus
yang baik pada dasarnya tersusun atas
tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi dan pelengkap.
E.
MENYUSUN KAMUS SEDERHANA
1.
Tahap-tahap
menyusun kamus
Ada beberapa
tahapan yaitu sebagai berikut :
a.
Persiapan
b.
Pengumpulan
data
c.
Pengolahan
data
1)
Pemeriksaan
ulang urutan abjad
2)
Penyeleksian
data
3)
Klasifikasi
data
4)
Pemberian
definisi
5)
Penyuntingan
hasil pemberian definisi
d.
Pengetikan
kartu induk
e.
Penyusunan
kartotek
f.
Pengetikan
naskah
g.
Koreksi
naskah
h.
Cetak
coba
i.
Koreksi
cetak coba
j.
Reproduksi
kamus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar