Selasa, 17 Oktober 2017

Rangkuman Modul 4 Mata Kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia di SD

MODUL 1
Hakikat Bahasa

KEGIATAN BELAJAR 1
Konsep Bahasa

A.    PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi mengidentifikasikan diri.

Perhatikan penjelasan tentang uraian berikut ini !
1.      Bahasa sebagai Sebuah Sistem
Bahasa adalah sebuah sistem. Artinya, bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak beraturan melainkan sebaliknya. Bahasa adalah sejumlah unsur yang beraturan. Unsur-unsur bahasa itu diatur. Bahasa terbentuk oleh sebuah aturan atau kaidah atau pola yang teratur dan berulang, baik dalam tata bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat. Apabila aturan atau kaidah ini dilanggar maka komunikasi dapat terhambat.
2.      Bahasa sebagai Lambang
Bahasa merupakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Lambang merupakan tanda yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial berdasarkan perjanjian dan untuk memahami harus dipelajari.
3.      Bahasa Itu adalah Bunyi
Bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat digolongkan bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dapat disebut bahasa. Batuk, bersin, misalnya bukanlah bahasa. Hanya bunyi berupa  ujaran yang disebut bahasa.
4.      Bahasa Itu Bermakna
Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujaran.
5.      Bahasa Itu Konvensional
Konvensi adalah kesepakatan atau perjanjian. Bahasa bersifat konvensional. Artinya, penggunaan lambang bunyi untuk suatu konsep tertentu berdasarkan kesepakatan antara masyarakat pemakai bahasa.
6.      Bahasa Itu Produktif
Sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya.
7.      Bahasa untuk Mengidentifikasikan Diri
Bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol di antara ciri budaya.

B.     CIRI BAHASA MANUSIA
Bahasa manusia memiliki 7 ciri :
a.       Bahasa manusia memiliki sistem terpisah, namun saling terkait, baik pada tata bunyi, tata bahasa maupun isyarat.
b.      Bahasa manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru.
c.       Manusia membedakan antara isi pesan yang di komunikasikan dan label yang mewakili isi pesan.
d.      Dalam komunikasi manusia, bahasa lisann dapat dipertukarkan dengan makna yang didengar.
e.       Bahasa bukan diturunkan, melainkan dipelajari.
f.       Sesuatu yang diutarakan dapat merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang.
g.      Bahasa manusia dipelajari anak-anak dari orang dewasa dari generasi ke generasi.


KEGIATAN BELAJAR 2
Fungsi Bahasa

A.    FUNGSI UMUM
Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial.

B.     FUNGSI KHUSUS
Jakobson membagi fungsi bahasa atas 6 macam, yakni berikut ini.
a.       Fungsi emotif; bahasa digunakan dalam mengungkapkan perasaan manusia.
b.      Fungsi konatif; bahasa digunakan untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan berbuat sesuatu.
c.        Fungsi referensial; bahasa digunakan sekelompok manusia untuk membicarakan suatu permasalahan dengan topik tertentu.
d.       Fungsi puitik; bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu.
e.       Fungsi fatik; bahasa digunakan manusia untuk saling menyapa sekadar untuk mengadakan kontak.
f.        Fungsi metalingual; bahasa digunakan untuk membicarakan masalah bahasa dengan bahasa tertentu.

C.    Fungsi Bahasa Indonesia
1.      Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. (Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36) berfungsi menjadi:
a.       bahasa resmi kenegaraan;
b.      bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;
c.       alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan;
d.       alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.      Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928) berfungsi menjadi:
a.        lambang kebanggaan kebangsaan;
b.      lambang identitas nasional;
c.       alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia;
d.       alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.




KEGIATAN BELAJAR 3
Masyarakat Bahasa


A.     Masyarakat Bahasa
Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa atau menganggap diri mereka memakai bahasa yang sama.

B.     Variasi Bahasa
Variasi bahasa adalah keanekaragaman bahasa yang disebabkan faktor tertentu. Variasi bahasa terwujud karena beberapa hal, yaitu faktor geografis, sosiologis, fungsi, gaya atau cara berbahasa seseorang serta faktor kebakuan.


C.     Bahasa dan Budaya
Pendapat pertama, merupakan hipotesis Sapir-Whorf yang menyatakan bahwa bahasa itu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat penggunanya. Bahasa mempengaruhi cara bagaimana masyarakat menilai dunia sekelilingnya. Segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan pengaruh dari sifat-sifat bahasanya.
Pendapat kedua, kebudayaan atau masyarakatlah yang mempengaruhi bahasa. Sebabnya adalah banyak contoh yang menunjukkan bahwa lingkungan dalam suatu masyarakat dicerminkan dalam bahasanya, terutama dalam leksikonnya.





MODUL 2
Melafalkan dan Menulis Lambang Bahasa yang Benar


KEGIATAN BELAJAR 1
Fonologi Bahasa Indonesia

A.    FONEM
Dalam setiap bahasa orang mengelompokkan berbagai bunyi yang diucapkan kedalam satuan-satuan fungsional terkecil yang disebut fonem. Didalam ilmu bahasa fonem itu ditulis diantara dua garis miring I/..../, misal bunyi /a/, /i/, /u/, /e/, /o/.
B.     FONEM DALAM BAHASA INDONESIA
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu menunjukan perbedaan makna. Proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan 3 faktor, yaitu :
1.      Alat Ucap
Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi ujaran, yaitu :
1)      Udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara
2)      Articulator, yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser waktu menghasilkan bunyi ujaran, seperti ujung lidah, bibir atas dan bibir bawah.
3)      Titik artikulasi, yaitu  alat ucap yang menjadi tujuan sentuh articulator, seperti gigi, lengkung kaki gigi, langit-langit.
4)      Pita suara; alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis yang bergetar pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru.
2.      Vokal dan Konsonan
a.       Vokal
Vokal adalah bunyi yang dihasilkan karena udara yang keluar dari  paru-paru tidak mendapat hambatan.
Berdasarkan proses menghasilkan vokal digolongkan atas beberapa tinjauan :
1.      Posisi bibir
2.      Tinggi  rendahnya lidah
3.      Maju mundurnya lidah
b.      Konsonan
Bunyi konsonan dihasilkan bila arus udara mendapat hambatan baik dirongga mulut maupun dirongga hidung.

C.    LATIHAN PELAFALAN VOKAL
Ucapan atau lafal yang jelas dalam berujar sangat penting karena lafal yang salah dapat mengubah makna dan menghambat kelancaran komunikasi.


KEGIATAN BELAJAR 2
Lambang Tulisan Bunyi Bahasa

A.    SEJARAH AKSARA
Aksara merupakan lambang dari ujaran. Tulisan merupakan media komunikasi yang harus dipahami karena manfaatnya yang luas. Tulisan berawal di gua Altamira, Spanyol Utara. Hal yang berkembang menjadi tulisan atau piktogram.
1.      Aksara dalam Unsur Bahasa
Aksara merupakan wujud ujaran atau wicara. Di antara berbagai aksara tidak satu pun yang dapat menggambarkan unsur-unsur wicara secara sempurna.
2.      Pembelajaran Aksara bagi Siswa Sekolah Dasar
Mengenal aksara dikelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai aspek berbicara. Pembelajaran membaca permulaan biasanya diikuti dengan menulis permulaan. Aksara erat kaitannya dengan aspek membaca dan menulis.
3.      Ejaan
Bahasa-bahasa yang mempunyai ejaan agak baru pada umumnya memiliki ejaan yang lebih teratur. Perkembangan bahasa dapat terjadi pada setiap masa. Oleh karena sifatnya yang selalu berkembang sesuai dengan arus kebutuhan komunikasi.


KEGIATAN BELAJAR 3
Morfologi Bahasa Indonesia

Wanca merupakan satuan bahasa yang terkait atas beberapa unsure kebahasaannya.
Diantara unsur pendukung atau pengikatnya adalah morfem. Morfem adalah kesatuan bentuk bahasa terkecil yang turut serta pembentukan kata dab membedakan arti. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk kata dan proses pembentukannya disebut morfologi.
Bentuk kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas berikut ini.
1.      Bentuk dasar atau kata dasar.
2.      Kata berimbuhan.
3.      Kata ulang .
4.       Kata majemuk.

A.    KATA DASAR
Kata dasar adalah morfem dasar, contoh: malam, ini, tidak, merah, angkat, dua. Kata dasar dalam bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku kata, yaitu:
V          : vokal
V-K       : vokal-konsonan
K-V       : konsonan-vokal
K-V-K   : konsonan-vokal-konsonan

B.      KATA BERUMBUHAN
Kalimat didukung oleh kata dan kata didukung oleh morfem. Unsure dasar dan imbuhan tergolong morfem. Unsur  dasar disebut morfem bebas dan unsure tambahan disebut morfem terkait.
Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Makna morfem bebas dapat dilihat di kamus (leksikon). Sebeb itu morfem bebas memiliki makna leksikon. Jadi. Morfm bebas adalah morfem yang mampu berdiri sendiri dalam ujuran karena telah memiliki makna tertentu. Sendangkan unsur ini harus terikat pada unsur dasar agar memiliki makna dan dapat dikomunikasikan. Unsur ini tergolong morfem terikat. Jadi, morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam ujaran karena belum memiliki makna tertentu.
Morfem terikat dalam bahasa Indonesia antara lain : awalan atau prefik, yaitu:
1.      Makna Awalan ber-
2.      Makna Awalan me-
3.      Makna Awalan ke-
4.      Makna Awalan ter-
5.       Makna Awalan se-
6.       Makna Awalan pe-
7.      Makna Imbuhan Gabung atau konfiks
Per-an
Pe-an
Ke-an
8.      Makna akhiran  -i dan –an

C.    KATA ULANG
Jenis kata ulang
1.      Kata ulang murni : anak-anak, lari-lari.
2.      Kata ulang berubah bunyi : sayur-mayur, serba-serbi.
3.      Kata ulang sebagian : tetumbuhan ; tetangga.
4.      Kata ulang berimbuhan : berjam jam, menari-nari.

D.    KATA MAJEMUK
Kata majemuk menurut sifat hubungannya antarunsur pembentukannya terdiri atas berikut ini.
1.      Kata majemuk endosentri adalah kata majemuk yang erat berhubungan antarunsur pembentuknya.
2.      Kata majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang berhubungan antarunsur pembentuknya renggang.





MODUL 3
 Menggunakan Tata Bahasa yang Benar


KEGIATAN BELAJAR 1
Sintaksin Bahasa Indonesia

A.    PENGERTIAN SINTAKSIS
Istilah sintaksis itu sendiri berhasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang artinya ‘dengan’ dan tattein yang artinya ‘menempatkan’. Jadi yang dimaksud dengan sintaksis yaitu menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat (Verhaar: 1976).

B.     STRUKTUR SINTAKSIS
Ada empat struktur sintaksis, yaitu; subjek (S), predikat (P), objek (O), dan Keterangan (Ket). Dalam bahasa Indonesia alat sintaksis yang berupa urutan kata, bentuk kata, intonasi, dan konjungsi sangatlah penting. Alat sintaksis yang terakhir adalah konjungsi (konektor). Konjungsi berfungsi menghubungkan kata dengan kata atau klausa dengan klausa pada kalimat.



C.    SATUAN-SATUAN SINTAKSIS
Ada empat satuan-satuan sintaksis, yaitu;
1.       Kata
Sebagai satuan terkecil sintaksis, kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis, penanda kategori sintaksis, dan perangkai frase, kalusa, dan kalimat. Jenis kata ada dua macam yaitu kata penuh (fulword) dan kata tugas (functionword).
2.      Frase
Frase merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat diatas kata.  Frase yaitu gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga disebut sebagai kata yang mengisi selah satu fungsi sintaksis dalam kalimat (chaer; 1994).
3.       Klausa
Kalusa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang berkontruksi predikatif (Chaer: 1994). Atau satuan bentuk linguistic yang terdiri atas subjek dan predikat (Ramlan: 1976).
4.      Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang untuh (Hasan Alwi: 1998). Jenis kalimat dapat dibedakan berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat, jumlah pola kalimat, dan kategori predikatnya.
a.       Berdasarkan jumlah inti, terdapat 2 jenis kalimat, yakni.
1)      Kalimat minor,
2)      Kalimat mayor ( kalimat yang hanya mengandung satu unsure inti atau pusat).
b.      Berdasarkan jumlah pola kalimat, terdapat jenis kalimat, yakni.
1)      Kalimat tunggal (kalimat yang terdiri satu pola kalimat),
2)       Kalimat majemuk (kalimat yang terdiri dari dua atau lebih pola kalimat).
c.       Berdasarkan katagori predikatnya, terdapat 2 jenis kalimat, yakni.
1)      Kalimat verbal (kalimat yang dibentuk klausa verba),
2)      Kalimat nonverbal.




KEGIATAN BELAJAR 2
Wacana Bahasa Indonesia


A.     WACANA
Kamus Besar Bahasa  Indonesia makna wacana adalah bahan bacaan, percakapan, atau tuturan. Kata wacaanan digunakan sebagai istilah yang merupakan padanan dari istilah discourse.  Dalam bahasa Inggris. Menurut Harimurti Kridalaksana (1985: 184), wacana adalah satuan bahasa lengkap bahasa tertinggi dan terbesar. Menurut Samsuri (1988: 1) dalam sebuah wacana, terdapat konteks wancana, topik, kohesi dan koherensi. Kohensi adalah adanya keterkaitan antarakalimat. Sendangkan koherensi adalah adanya keterkaitan  ide-ide atau gagasan-gagasan kalimat.
Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis atau ragam wacana yang telah disebutkan tadi.
a.       Jenis wacana dilihat berdasarkan jumlah peserta. Ada tiga jenis wacana berdasarkan wacana jumlah peserta, yaitu
1)      Wacana Monologi;
2)      Wacana Dialog
3)      Wacana Polilog
b.      Wacana ditinjau dari tujuan berkomunikasi
Adapun wacana berdasarkan tujuan berkomunikasi, diantaranya:
1)      Wacana Argumentasi
Karagan argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau mendengar agar menerima pertanyaan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logis dan emosional (Rettenberg, 1988: 9). Argumentasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran.
2)       Wacana Ekposisi
Karangan atau wacana ekposisi bertujuan untuk menerapkan sesuatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutkan memahaminya. Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengeluarkan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.
3)      Wacana Persuasi
Wacana persuasi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melaksanakan perbuatan sesuai yang diharapkan penuturnya. Persuasi sesungguhnya merupakan  penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca.
4)      Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu, sepertinya dapat dilihat, dibayangkan oleh pembaca, seakan-akan pembaca dapat melihat sendiri.
5)      Wacana Narasi
Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Pada wacana narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting, seperti waktu, pelaku, peristiwa. Adanya aspek emosi yang dirasakan oleh pembaca atau penerima.
c.       Jenis wacana dilihat dari bentuk saluran yang digunakan
Wacana tulisan adalah rangkaian kalimat yang di transkip dari rekaman bahasa lisan. Adapun wacana tulis teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam tulis.

B.     ALAT-ALAT PEMBENTUK WACANA
Alat-alat pembentukan wacana itu juga disebut elemen-elemen wacana berikut contoh wacana.
Cara mudah melawan stress, antaralain:
1.      Kalau pikiran sedang jenuh, cobalah berjalan-jalan ditaman.
2.      Tidur merupakan tempat kesempatan terbaik bagi otak dan tubuh untuk beristirahat.
3.      Selain itu hadapa stres dengan belajar dan belajar.
4.      Dari pada mengeluh, lebih baik anda melihat segala sesuatu dari sisi positifnya.

C.    ANALISIS WACANA
Seperti dikatakan Stubbs (1983: 1), analisis wacana adalah suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulisan mupun lisan. Dalam  analisis wacana berlaku dua prinsip, yakni prinsip interpretasi lokal dan prinsip analogi.  Prinsip interpretasi lokal adalah prinsip interpretasi berdasarkan konteks, baik konteks linguistik atau konteks nonlinguistic. Sendangkan Prinsip analogi adalah prinsip interpretasi suatu wacana berdasarkan pengalaman terpandu yang sama atau yang sesuai.

D.    PENYUSUNAN WACANA SEDERHAN DENGANG MEMPERHATIKAN KAIDAH BAHASA
Dalam menyusun sebuah wacana, perlu diperhatikan kohesi dan koheresinya, selanjutnya perlu diperhatikan juga prinsip interpretasi lokal dan prinsip analogi.




MODUL 4
Menggunakan Kosa Kata yang Tepat


KEGIATAN BELAJAR 1
Semantik Bahasa Indonesia


A.    PENGERTIAN
Kata simantik berasal dari Bahasa Yunani sema yang berarti tanda atau lambang(sign). Simantik merupakan bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik (Djajasudarma, 1993). Dalam Kamus Bahasa Indonesia semantik berarti: (1) ilmu tentang makna kata dan kalimat; pengetahuan mengenai seluk-beluk dan pergeseran arti kata; (2) bagian strutkur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Orang tidak mungkin mengganti urutan bunyi bagi konsep-konsep yang ada tanpa persetujuan dari anggota masyarakat pemakai bahasa (Samsuri dalam Yudi Cahyono, 1995.

B.     RAGAM MAKNA
Leech (2003), menggunakan istilah tipe makna, membagi makna menjadi tujuh tipe, yaitu makna konseptual, konotatif, stilistik, afektif, refleksi, kolokatif, dan tematik. Djajasudarma (1999) mengutip dari beberapa ahli, antara lain Bloomfield, Palmer, Verhaar, Kridalaksana, dan Ullman membagi makna menjadi 12 jenis, yaitu makna sempit, luas, kognitif, konotatif dan emotatif, refesnsial, konstruksi, leksikal dan gramatikal, idesional, proposisi, pusat, piktorialm dan idiomatika.
1.      Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Dalam semantik, makna leksikal dibedakan dengan makna gramatikal. Makna gramatikal adalah makna yang muncul karena proses gramatikal. Proses gramatika, meliputi afikasi/pengimbuhan, reduplikasi/pengulangan, dan komposisi/pemajemukan.
2.      Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Sebuah kata mempunyai makna denotatif apabila kata tersebut memiliki nilai rasa positif atau menyenangkan. Sebaliknya. Sebuah kata akan mempunyai makna konotatif apabila memiliki nilai rasa negatif atau tidak menyenangkan.
3.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna kata yang sesuai dengan referennya atau makna yang bebas dari asosiasi apa pun. Makna koseptual sebelumnya sama dengan makna denotative dan makna leksikal. Sendangkan makna asosiatif adalah makna sebuah kata yang ada hubungannya dengan keadaan di luar kebahasaan. Makna asosiatif sebenarnya sama dengan lambang-lambang yang digunakan oleh masyarakat.
4.      Makna Kata Umum dan Makna Kata Khusus
Makna kata umum adalah makna suatu kata yang besifat umum, maksudnya makna tersebut digunakan secara umum. Makna kata bersifat umum baru jelas bila beraa dalam konteksnya. Sendangkan makna kata khusus atau istilah adalah makna yang sifatnya khusus, maksudnya hanya digunakan di kalangan ilmu tertentu. Makna khusus biasanya disebut dengan istilah.

C.    RELASI MAKNA
Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan antara sebuah kata, frase, klausa, atau kalimat dengan kata, frase, klausa atau kalimat lainnya. Hubungan tersebut berbentuk:


1.      Sinonim dan Antonim;
a.       Sinonim merupakan ungkapan (dapat berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. (Verhaar dalam Muliastuti (2003: 2.2))
b.      Antonym merupakan ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi juga berupa frase atau kalimat) yang dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain. (Verhaar)
2.      Homonim, Homofon, Homograf, dan Polisemi;
a.       Homonim merupakan kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda makna.
b.      Homofon adalah kata yang sama lafalnya, tetapi beda ejaan dan maknanya.
c.       Polisemi adalah satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari Satu.
3.      Hiponim
Kata hiponim berasal dari bahasa yunani kuno onoma yangberarti ‘nama’ dan hypo yang berarti ‘dibawah’.



KEGIATAN BELAJAR 2
Perkamusan


A.    PENGERTIAN KAMUS
Kata kamus dipinjam dari bahasa arab qamus, yang berasal dari bahasa yunani okeanos  yang berarti “lautan”. Seperti halnya sifat lautan yang dalam dan luasnya tak terhingga, kamus merupakan wadah untuk merekam kosa kata yang jumlahnya semakin tak terbatas.
B.     MANFAAT KAMUS
Seperti halnya dalam pertandingan, kamus bertindak sebagai wasit, yang menentukan benar atau tidaknya bentuk tulisan atau makna suatu kata.
C.    JENIS KAMUS
Kamus dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a.       Kamus ekabahasa adalah kamus yang memuat suatu bahasa yang disusun secara alfabetis dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya dalam bahasa yang sama.
b.      Kamus dwibahasa adalah kamus yang memuat kata atau gabungan kata suatu bahasa yang disusun secara alfabetis dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya dalam bahasa lain, yang menjadi bahasa sasaran.
c.       Kamus multibahasa adalah kamus yang memuat daftar kata dengan padanannya lebih dari dua bahasa yang berbeda.
D.    MENGGUNAKAN KAMUS
Untuk memahami cara menggunakan kamus terlebih dahulu perlu mengetahui susunan kamus. Kamus yang baik  pada dasarnya tersusun atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi dan pelengkap.
E.     MENYUSUN KAMUS SEDERHANA
1.      Tahap-tahap menyusun kamus
Ada beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
a.       Persiapan
b.      Pengumpulan data
c.       Pengolahan data
1)      Pemeriksaan ulang urutan abjad
2)      Penyeleksian data
3)      Klasifikasi data
4)      Pemberian definisi
5)      Penyuntingan hasil pemberian definisi
d.      Pengetikan kartu induk
e.       Penyusunan kartotek
f.       Pengetikan naskah
g.      Koreksi naskah
h.      Cetak coba
i.        Koreksi cetak coba
j.        Reproduksi kamus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar